Indikator Mutu Jci_kars
February 10, 2019 | Author: Pramadhya Bachtiar | Category: N/A
Short Description
Test aja...
Description
Indikator Mutu Klinik 1 : Kelengkapan pengisian asesmen awa l pelaksanaan pasien baru dalam waktu selambat-lambatnya selambat-lambatnya 24 jam sesudah masuk RS STANDAR
QPS 3. KLINIK 1 : EVALUASI ASESMEN PASIEN
JUDUL INDIKATOR
Kelengkapan pengisian asesmen awal pelaksanaan pasien baru dalam waktu selambat-lambatnya 24 jam sesudah masuk RS
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya tanggung jawab staf medis dan keperawatan dalam kelengkapan informasi pengkajian pasien dalam catatan pengkajian awal pasien baru dalam waktu selambat-lambatnya 24 jam sesudah pasien masuk rumah sakit, sejak pasien dinyatakan sebagai pasien rawat inap berdasarkan surat masuk perawatan dari admission. admission .
DEFINISI OPERASIONAL
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatan yang meliputi: identitas pasien, triage, pengkajian perawatan, pemeriksaan dokter. (Dinyatakan lengkap/ tidak lengkap oleh Koordinator Ruangan rawat inap).
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Tujuan pengkajian pasien adalah untuk menegakkan diagnose pasien dan dalam rangka membantu proses penyembuhan penyakit dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tanpa didukung oleh suatu system pengkajian pasien yang baik dan benar, maka penegakan diagnose tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan pengkajian pasien harus dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan.
FORMULA
Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatan dalam 24 jam dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien rawat inap pada periode yang sama x 100%= ____%
NUMERATOR
Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatan dalam 24 jam dalam 1 bulan.
DENOMINATOR
Jumlah pasien rawat inap pada periode yang sama.
TARGET
≤ 80%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (besar sampel 400/ bulan), yaitu dengan melihat adanya ketidaklengkapan pengisian asesmen awal pasien baru pada setiap rekam medic yang digunakan sebagai sa mpel awal.
KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, oleh Kepala Ruang Rawat Inap.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Unit Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan
Proses
Outcome
Proses & Outcome
dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu. AREA
Ruang rawat inap
PIC
Ka. Unit Rawat inap
FORMAT PENCATATAN
dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu. AREA
Ruang rawat inap
PIC
Ka. Unit Rawat inap
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 2 : Waktu tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Cito STANDAR
QPS 3. KLINIK 2 : Layanan Laboratorium
JUDUL INDIKATOR
Waktu tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Cito
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium PK
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang waktu mulai sample darah diambil sampai dengan menerima hasil yang sudah divalidasi yang diukur dengan satuan jam. Pelayanan laboratorium yang akan dipantau
Proses
Outcome
Proses & Outcome
adalah khusus ditujukan untuk pemeriksaan cito dengan dengan waktu target ≤ 60 menit. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Janji hasil pelayanan laboratorium khususnya pemeriksaan Cito merupakan gambaran manajemen peningkatan kualitas di unit Laboratorium Patologi Klinik. Pelayanan penunjang sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosa yang tentunya harus dilakukan dalam waktu yang tepat.
FORMULA
Jumlah pasien yang dikerjakan pemeriksaan laboratorium cito dengan waktu ≤ 60 menit menit (orang) : Jumlah Jumlah seluruh pasien yang dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium cito setiap bulan (orang) x 100%= ____%
NUMERATOR
Jumlah pasien rawat jalan yang dikerjakan pemeriksaan laboratorium cito dengan waktu ≤ 60 menit
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium cito setiap bulan.
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu semua pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium cito.
KRITERIA INKLUSI
Pasien yang dilakukan pemeriksaan pe meriksaan laboratorium cito
KRITERIA EKSLUSI
Pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium selain lab cito.
PENCATATAN
Setiap hari kerja, dengan total sampling setiap ada pasien yang dilaksanakan pemeriksaan lab. cito, oleh staf Instalasi laboratorium PK
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Laboratorium PK sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ka. Instalasi Lab. PK
PIC
Ka. Instalasi Lab. PK
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 3 : Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto untuk pasien rawat jalan STANDAR
QPS 3. KLINIK 3 : Layanan radiologi dan pencitraan diagnostik
JUDUL INDIKATOR
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto untuk pasien rawat jalan
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
DEFINISI OPERASIONAL
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien difoto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise yang diukur dengan satuan jam. Pelayanan thorax foto yang akan dipantau adalah khusus
Proses
Outcome
Proses & Outcome
ditujukan bagi pasien rawat jalan dengan waktu target ≤ 60 menit. Thorax foto merupakan pemeriksaan radiologi konvensional pemeriksaan foto rontgen pada bagian dada pasien.
dengan
melaksanakan
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Ketepatan janji hasil pelayanan radiologi khususnya thorax foto merupakan gambaran manajemen peningkatan kualitas di unit radiologi. Pelayanan penunjang sangat diperlukan untuk menegakkan diagnose yang tentunya harus dilakukan dalam waktu yang tepat.
FORMULA
Jumlah pasien rawat jalan yang dikerjakan thorax foto dengan waktu ≤ 60 menit (orang) : Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang dilakukan thorax foto setiap bulan (orang) x 100%= ____%
NUMERATOR
Jumlah pasien rawat jalan yang dikerjakan thorax foto dengan waktu ≤ 60 menit
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang dilakukan thorax foto setiap bulan.
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu semua pasien rawat jalan yang dilakukan thorax thorax foto.
KRITERIA INKLUSI
Pasien rawat jalan yang dilakukan thorax foto
KRITERIA EKSLUSI
Pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi selain thorax foto
PENCATATAN
Setiap hari kerja, dengan total sampling setiap ada pasien rawat jalan yang dilaksanakan thorax foto, oleh staf Instalasi Radiologi
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Radiologi sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ka. Instalasi Radiologi
PIC
Ka. Instalasi Radiologi
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 4 : Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup STANDAR
QPS 3. KLINIK 4 : Prosedur-prosedur Bedah Related to JCI’s Library of M easures, I-PC-02 : Nulliparous women with aterm, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section
JUDUL INDIKATOR
Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas pelayanan kehamilan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
DEFINISI OPERASIONAL
Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim, tidak termasuk pengangkatan janin dari rongga perut dalam kasus pecahnya rahim atau kehamilan perut. Primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup adalah ibu dengan kehamilan pertama kali yang usia kehamilannya mencapai 37-42 minggu serta dengan posisi bayi normal tanpa komplikasi, satu bayi dan dapat dilahirkan dengan spontan.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cerviks belum siap, maka outcome-nya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama adanya perbedaan angka kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka admisi kelahiran premature anak pertama disbanding factor karakteristik pasien atau diagnose obstetrik.
FORMULA
Jumlah tindakan SC yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan (tindakan) : Jumlah seluruh dalam satu bulan primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama (orang) x 100%
NUMERATOR
Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama
TARGET
≤ 10%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat rekam medis seluruh pasien yang dilakukan Sectio Caesarea (SC). Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
KRITERIA INKLUSI
Prinsip pengkodingan diagnose ICD untuk tindakan Sectio Caesarea (SC) pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
Proses
Outcome
Proses & Outcome
KRITERIA EKSLUSI
Prinsip pengkodingan diagnose ICD untuk kontraindikasi terhadap persalinan pervaginal Kehamilan resiko tinggi dan ke hamilan dengan induksi.
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh kepala ruangan Instalasi Kamar Operasi, setiap ada pasien Sectio Caesarea (SC). Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Intalasi Kamar Bedah sebagai informasi awal untuk kemudian data akan dilaporkan kepada Ka. SMF OBSGYN, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Instalasi Kamar Bedah RS
PIC
Ka. SMF OBSGYN
FORMAT PENCATATAN
Khusus tindakan Sectio caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
Indikator Mutu Klinik 5 : Penulisan Resep Obat Sesuai Formularium oleh Dokter STANDAR
QPS 3. KLINIK 5 : Penggunaan Antibiotik dan pengobatan lainnya
JUDUL INDIKATOR
Penulisan Resep Obat Sesuai Formularium oleh Dokter
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
DEFINISI OPERASIONAL
Penulisan Resep Obat yang sesuai Formularium oleh Dokter adalah jumlah item (bukan jumlah pcs) nama/ jenis obat yang ditulis dalam resep obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit. Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit yang telah ditetapkan jumlah item nama/ jenis obat.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku beserta peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sah dan kebutuhan pasien di rumah sakit.
FORMULA
Jumlah item obat yang sesuai daftar formularium yang di order dalam resep obat setiap pasien dalam 1 bulan (buah) : Jumlah seluruh item obat yang disorder dalam resep obat setiap pasien pada periode yang sama x 100% = ____%
NUMERATOR
Jumlah item obat yang sesuai daftar formularium yang di order dalam resep obat setiap pasien dalam 1 bulan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh item obat yang disorder dalam resep obat setiap pasien pada periode yang sama
TARGET
≥ 80%
SAMPLING
Seluruh item obat yang disorder dalam resep obat pasien
KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
Resep obat yang ditunda
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dengan sampling setiap order obat harus diperiksa oleh staf farmasi, item obat yang tidak sesuai maka dicatat sebagai insiden.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Intalasi Farmasi sebagai informasi awal untuk kemudian data akan dilaporkan kepada Ka. Administrasi medis, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Instalasi Farmasi
PIC
Ka. Instalasi Farmasi
Proses
Outcome
Proses & Outcome
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 6 : Kesalahan Penulisan Resep STANDAR
QPS 3. KLINIK 6 : Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera
JUDUL INDIKATOR
Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors)
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan penulisan resep, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam pengobatan. Terwujudnya ketepatan penyiapan obat oleh instalasi farmasi dan keselamatan penggunaan obat bagi pasien.
DEFINISI OPERASIONAL
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyiapkan obat dan alat kesehatan bagi pasien dan ditulis secara lengkap dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi. Kesalahan Penulisan Resep/ Prescription errors adalah kesalahan penulisan resep oleh dokter yang meliputi ketidaklengkapan dan ketidakjelasan aturan pakai, bentuk sediaan, dosis dan paraf dokter.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan kebijakan Instalasi Farmasi tentang Keselamatan Pasien dalam mengurangi insiden yang meliputi Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Sentinel dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden.
FORMULA
Jumlah kesalahan penulisan resep (Prescription errors) dalam satu bulan (item) : Jumlah seluruh Prescription order dalam satu bulan yang sama (item) x 100 %
NUMERATOR
Jumlah kesalahan penulisan resep (prescription errors) dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh Prescription order dalam bulan yang sama
TARGET
0%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (besar sampel 200/bulan), yaitu dengan melihat adanya ketidakjelasan aturan pakai, bentuk sediaan, dosis dan paraf dokter pada setiap resep yang digunakan sebagai sampel.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh resep / Prescription order
KRITERIA EKSLUSI
Resep obat yang ditunda
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh staf Instalasi Farmasi dengan melihat adanya ketidakjelasan aturan pakai, bentuk sediaan, dosis dan paraf dokter pada setiap resep, sampai jumlah sampel terpenuhi setiap bulannya.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Intalasi Farmasi sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga
Proses
Outcome
Proses & Outcome
bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu. AREA
Instalasi Farmasi
PIC
Ka. Instalasi Farmasi
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 7 : Pengkajian pra-anesthesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anesthesi umum STANDAR
QPS 3. KLINIK 7 : Penggunaan anesthesia dan sedasi
JUDUL INDIKATOR
Pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Mengetahui kinerja dokter anestesia dalam melaksanakan prosedur persiapan pra-anestesi, untuk menghindari insiden keselamatan pasien dalam hal anesthesi.
DEFINISI OPERASIONAL
Pengkajian pra-anestesi adalah dimana ahli anestesi melaksanakan penentuan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anesthesia dan memberi informasi tindakan anestesia kepada pasien dan atau keluarganya. Pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesia umum adalah semua pasien operasi elektif dengan general anestesi harus menerima penilaian pra anestesi sebelum operasi dengan format pengkajian yang lengkap dan benar.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Seseorang yang memenuhi kualifikasi melaksanakan asesmen pra-anestesi, sebagai dasar untuk menentukan proses perencanaan anestesia dan sedasi yang aman dan sesuai. Perencanaan anestesia yang baik dapat mengurangi insiden keselamatan pasien selama menjalani operasi.
FORMULA
Jumlah pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien praoperasi elektif dengan anestesi umum dalam bulan yang sama (orang) x 100%
NUMERATOR
Jumlah pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien pra-operasi elektif dengan anestesi umum dalam bulan yang sama
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mengidentifikasi seluruh kegiatan operasi yang dilaksanakan, data didapatkan dengan sumber sekunder rekam medis u ntuk format pengkajian pra-anestesi.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien operasi elektif dengan general anestesi
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Setiap hari kerja (Senin sampai Jum’at) oleh staf Instalasi Anestesi & ICU RS
ANALISA & PELAPORAN
Setiap bulan oleh staf Instalasi ICU & Anestesi RS
AREA
Instalasi ICU & Anestesi RS
Proses
Outcome
Proses & Outcome
PIC FORMAT PENCATATAN
Ka. Instalasi ICU dan Anestesi RS
Indikator Mutu Klinik 8 : Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah diorder STANDAR
QPS 3. KLINIK 8 : Penggunaan darah dan produk-produk darah
JUDUL INDIKATOR
Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah diorder
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya manajemen rasionalisme penggunaan produk darah di RS.
DEFINISI OPERASIONAL
Produk darah adalah komponen darah yang digunakan untuk memberikan terapi kebutuhan darah pasien di rumah sakit. Tidak terpakainya produk darah yang sudah diorder adalah jumlah darah yang sudah disorder yang setelah dilakukan pemeriksaan darah serta cross match, sesuai dengan indikasi klinis namun tidak terpakai karena beberapa penyebab yang mendukung. Darah harus dipesan sesuai dengan diagnosis klinis dan harus digunakan dalam jangka waktu yang ditentukan.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Unit tranfusi darah bertanggung jawab terhadap pelayanan tranfusi darah di RS dan melakukan pemeriksaan cross match sebelum darah diberikan kepada pasien. Unit ini harus selalu memiliki stok darah yang telah aman (non reaktif pada uji saring) yang berasal dari bank darah setempat. Bank darah RS yang memiliki tanggung jawab menyiapkan darah aman yang berasal dari donor darah sukarela yang memiliki resiko rendah terhadap penyakit infeksi serta melakukan pemeriksaan uji saring. Jika angka tidak terpakainya produk darah yang sudah disorder cukup tinggi, maka akan menyebabkan terbuangnya biaya untuk pemeriksaan cross match dan golongan darah, serta terganggunya stok darah yang harusnya tersedia di bank darah. Ketersediaan produk darah harus dilaksanakan dengan manajemen yang baik, dan tertuang dalam standar COP 3.3, dengan elemen pemantauan: Penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang tepat. Darah dan produk darah diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
FORMULA
Jumlah darah yang tidak dipakai setelah disorder dalam satu bulan (kantong) : Jumlah seluruh darah yang diorder dalam bulan yang sama (hitung perkantong) x 100%
NUMERATOR
Jumlah darah yang tidak dipakai setelah diorder dalam satu bulan (kantong)
DENOMINATOR
Jumlah seluruh darah yang diorder dalam satu bulan yang sama (hitung perkantong)
TARGET
≤ 10%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat seluruh darah yang diorder.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh darah yang di order
KRITERIA EKSLUSI
-
Proses
Outcome
Proses & Outcome
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh staf Bank Darah dengan mencacat adanya darah yang tidak dipakai setelah disorder setiap bulannya.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Bank Darah sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfusi
PIC
Ka. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 9 : Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam sejak setelah selesai pelayanan rawat inap STANDAR
QPS 3. KLINIK 9 : Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan tentang pasien
JUDUL INDIKATOR
Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam sejak setelah selesai pelayanan rawat inap.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya tanggung jawab staf medik d alam kelengkapan informasi medis
DEFINISI OPERASIONAL
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi: identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/ tidak lengkap oleh petugas bagian rekam medik). Rekam medik harus disetor ke bagian rekam medik selambatlambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Sesuai dengan UU Hukum Kesehatan No.44 tahun 2008, UU Praktek Kedokteran No.28 tahun 2008, UU rekam medis hukum No. 269 tahun 2008. Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka unpaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medik yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan rekam medis harus dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan. Rekam medik adalah bukti satusatunya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Rekam medis harus benar, lengkap, terkini dan tepat waktu. Rekam medis juga merupakan skema asuransi kesehatan publik. Rata-rata ada 2 kasus perminggu yang tertunda pelayanan kesehatan saat rawat jalan dipoliklinik karena ketidaklengkapan rekam medis saat pasien pulang setelah rawat inap.
FORMULA
Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang): Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama (orang) x 100%.
NUMERATOR
Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang)
DENOMINATOR
Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama (orang)
TARGET
≤ 5%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat seluruh ketidaklengkapan rekam medik untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap.
KRITERIA EKSLUSI
-
Proses
Outcome
Proses & Outcome
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh staf bagian rekam medik dengan mencatat adanya ketidaklengkapan rekam medik untuk pasien pulang rawat inap setiap bulannya.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Administrasi Medis sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan di koordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Bagian Administrasi Medis
PIC
Ka. Administrasi Medis
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Klinik 10 : Angka Kejadian Dekubitus Gr II/ lebih akibat perawatan di rumah sakit STANDAR
QPS 3. KLINIK 10 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi Related to JCI’s Library Of Measures, I -NSC-2 : Patients that have hospital-acquired (nosocomial) pressure ulcer(s) (category/stage II) on the day of the prevalence study
JUDUL INDIKATOR
Angka kejadian decubitus gr II/ lebih akibat perawatan di rumah sakit.
TIPE INDIKATOR
Struktur
Proses
Outcome
Proses & Outcome
TUJUAN
Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terhadap pencegahan insiden decubitus.
DEFINISI OPERASIONAL
Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang terlokalisir pada kulit dan/ atau pada dasar jaringan yang biasanya terjadi pada area tonjolan tulang, akibat dari tekanan, atau tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran dan / atau gesekan (National Pressure Ulcer Advisory Panel, NPUAP, 2009). Insiden dekubitus akibat perawatan di rumah sakit ditemukan atau didokumentasikan setelah 24 jam pertama sejak mulai waktu rawat inap.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Dekubitus merupakan insiden yang disebabkan oleh kualitas pelayanan keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan sangat diperlukan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Insiden dekubitus dilaporkan berkisar 2,7 % sampai dengan 29,5 % dalam berbagai studi klinis.
FORMULA
Jumlah pasien dekubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi yang berusia ≥ 18 tahun d alam jangka waktu tertentu (orang): Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥ 18 tahun dalam periode yang sama x 100%.
NUMERATOR
Jumlah pasien dekubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi yang
berusia ≥ 18 tahun dalam jangka waktu tertentu DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥ 18 tahun dalam periode yang sama
TARGET
≤ 2,7%
SAMPLING
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan quick survey dengan menggunakan purposive sampling (dengan proporsi populasi) pada periode survey sesuai dengan kriteria inklusi.
KRITERIA INKLUSI
Insiden dekubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi, pasien berusia ≥ 18 tahun. Semua pasien baru setelah 24 jam MRS
KRITERIA EKSLUSI
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun Pasien dengan ulkus dekubitus yang didapat di luar rumah sakit Pasien yang menolak dilakukan pengkajian Pasien yang kondisinya tidak stabil (hemodinamik, nyeri tidak terkontrol) Pasien terminal, kebidanan (Post Partum dan SC tanpa komplikasi)
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh Kepala Ruangan Rawat Inap setiap ada pasien baru dengan risiko dekubitus. Data diukur dengan melihat secara langsung ke pasien.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian data dilaporkan kepada Kepala Unit Rawat Inap. Data beberapa rawat inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh tim PPI RS kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Unit Rawat Inap
PIC
Wadir Keperawatan
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Manajerial 1 : Jumlah kekosongan stok obat esensial STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 1 : Pengadaan suplai serta obat-obatan penting bagi pasien yang dibutuhkan secara rutin
JUDUL INDIKATOR
Jumlah kekosongan stok obat esensial Struktur
TIPE INDIKATOR
Proses
Outcome
Proses & Outcome
TUJUAN
Tergambarnya mutu manajemen obat dengan ketersediaan stok obat esensial rumah sakit.
DEFINISI OPERASIONAL
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Jumlah kekosongan ini merupakan alat ukur untuk mengetahui manajemen obat yang dilaksanakan di rumah sakit. Apabila obat esensial telah dapat dipenuhi oleh rumah sakit maka keterlambatan pelayanan obat tidak akan terjadi.
FORMULA
-
NUMERATOR
-
DENOMINATOR
-
TARGET
0
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat/ observasi seluruh stok obat esensial yang kosong.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh item obat esensial
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh staf Instalasi Farmasi apabila ada obat esensial yang stoknya kosong dalam satu bulan.
ANALISA &PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Farmasi sebagai informasi awal untuk kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
RS
PIC
Ka. Instalasi Farmasi
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Manajerial 2 : Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan ke Kementrian Kesehatan RI STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 2 : Pelaporan Kegiatan, seperti diatur oleh undangundang dan peraturan
JUDUL INDIKATOR
Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan ke Kementrian Ke sehatan RI.
TIPE INDIKATOR
√ Struktur
TUJUAN
Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan sesuai dengan standar Kementrian Kesehatan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya, untuk mendapatkan feed back yang lebih cepat.
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu (setiap tanggal 15 bulan berikutnya) ke Kementrian Kesehatan RI yaitu: Lapo ran Pelayanan HIV/ AIDS.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan kewajiban setiap rumah sakit untuk memberikan data kepada kementrian Kesehatan RI. Sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada unit kerja masingmasing.
FORMULA
Jumlah Laporan terkirim pada tanggal 15 (pcs) : Jumlah laporan yang harus terkirim pada tanggal 15 (pcs) x 100 % =____%
NUMERATOR
Jumlah laporan bulanan yang terkirim pada tanggal 15
DENOMINATOR
Jumlah laporan bulanan yang harus terkirim pada tanggal 15
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu d engan mencatat laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementrian Kesehatan RI.
KRITERIA INKLUSI
Laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementrian Kesehatan RI yaitu Laporan Data Pelayanan Pasien HIV/ IADS.
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakansetiap bulan, dilakukan oleh staf Tim HIV/ AIDS mengenai laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementrian Kesehatan RI.
ANALISA &PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Ketua Tim HIV/ AIDS sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
RS
PIC
Ka. Tim HIV/ AIDS RS
Proses
Outcome
Proses & Outcome
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Manajerial 3 : Insiden tertusuk Jarum STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 3: Manajemen Resiko
JUDUL INDIKATOR
Insiden Tertusuk Jarum
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam mengidentifikasi insiden tertusuk jarum serta kualitas manajemen dalam perlindungan petugas.
DEFINISI OPERASIONAL
Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan yang berisiko terjadi pada seluruh staf yang berada di RS baik staf medis, penunjang atau nonmedis. Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan penanganan pajanan ditempat kerja oleh Tim PPI RS.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Manajemen ini perlu dilaksanakan untuk mencegah terjadinya insiden yang terus menerus, dengan melaksanakan FMEA. Pencegahan ini dapat terlaksana jika data insiden ini dapat teridentifikasi secara rutin oleh PPI RS
FORMULA
-
NUMERATOR
-
DENOMINATOR
-
TARGET
0
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat laporan insiden tertusuk jarum yang terjadi setiap bulan.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh insiden tertusuk jarum
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap ada insiden tertusuk jarum, dilakukan oleh Tim PPI-RS dari laporan setiap unit yang mengalami insiden.
ANALISA &PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim PPI RS sebagai informasi awal untuk kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada LK3, Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
RS
PIC
Ka. Tim PPI RS
FORMAT PENCATATAN
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Indikator Mutu Manajerial 4 : Pemanfaatan alat MRI dalam proses penegakan diagnosa pasien yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 4 : Manajemen Utilisasi
JUDUL INDIKATOR
Pemanfaatan alat MRI dalam proses penegakan diagnosa pasien yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Mengetahui manajemen utilisasi alat rumah sakit yang e fektif dan efisien.
DEFINISI OPERASIONAL
Pemakaian alat MRI adalah angka yang menunjukkan jumlah pemakaian alat MRI sesuai dengan indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat MRI yang telah tercantum dalam Standar Prosedur Operasional (SPO). Alat MRI yang digunakan memang benar-benar sesuai dengan indikasi perawatan yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik dari foto konvensional.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Pemanfaatan alat MRI ini harus dipantau untuk mengurangi unit cost pengeluaran rumah sakit, sehingga sumber daya rumah sakit dapat dihemat secara efektif dan efisien.
FORMULA
Jumlah Pemeriksaan MRI kepala yang dicatat sesuai dengan indikasi dan urgensi pasien(kali) : Jumlah seluruh pemeriksaan MRI Kepala (kali) x 100 % =____%
NUMERATOR
Jumlah pemeriksaan MRI yang dicatat tidak/ belum sesuai dengan indikasi dan urgensi pasien.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pemeriksaan MRI pada periode survey
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu seluruh pasien yang dilakukan MRI kepala
KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Setiap hari kerja, oleh staf Inastalasi Radiologi, dengan total sampling.
ANALISA &PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Radiologi RS sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Instalasi Radiologi
PIC
Ka. Instalasi Radiologi RS
Proses
Outcome
Proses & Outcome
FORMAT PENCATATAN
Indikator Mutu Manajerial 5 : Kepuasan Pelanggan STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 5 : Harapan dan Kepuasan pasien dan keluarga pasien
JUDUL INDIKATOR
Kepuasan Pelanggan
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit dengan tingkat kepuasan ≥ 90 % berdasarkan elemen elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Pelanggan yang dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal tiga hari, dan pulang hidup setiap hari Senin dan Kamis.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler, 1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
FORMULA
Jumlah pasien yang menyatakanpuas terhadap pelayanan rumah sakit dalam satu bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama (orang) x 100 % = ____ %
NUMERATOR
Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit dalam satu bulan.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama
TARGET
≥ 90 %
SAMPLING
Pengumpulan data dilaksanakan dengan total sampling sesuai kriteria inklusi, dilakukan oleh staf perawat rawat inap setiap hari Senin dan Kamis.
KRITERIA INKLUSI
Pasien Dewasa (umur ≥ 21 tahun)
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari Pasien pulang hidup setiap hari Senin dan Kamis KRITERIA EKSLUSI
Penunggu pasien Keluarga Pasien Pasien dengan gangguan jiwa Pasien pulang meninggal
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakan setiap ada pasien pulang dilakukan oleh staf Manajemen Mutu setiap minggu.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Manajemen Mutu sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Seluruh area rawat inap
PIC
Ka. Manajemen Mutu
FORMAT PENCATATAN
Format kuesioner terlampir
Indikator Mutu Manajerial 6 : Kepuasan Pegawai STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 6 : Harapan dan Kepuasan Staf
JUDUL INDIKATOR
Kepuasan Pegawai
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya persepsi pekerja terhadap elemen “Kepemimpinan, motivasi
Proses
Outcome
Proses & Outcome
dan kesejahteraan”. DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan pekerja adalah pernyataan puas oleh pekerja terhadap kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan yang ditetapkan rumah sakit dengan tingkat kepuasan ≥ 80 %. Pekerja yang dimaksud adalah pekerja yang telah bekerja minimal 1 tahun, tidak sedang cuti, dan secara aktif masih bekerja di RS.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau tidaknya keinginan mereka terhadap pekerjaan. Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan apa yang diharapkan diantaranya peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk (Timmreck, 2001).
FORMULA
Jumlah pekerja yang menyatakan puas terhadap elemen-elemen tingkat kepuasan pekerja yang ditetapkan rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 80 %) dalam 1 tahun (orang) : Jumlah seluruh pekerja yang disurvey dalam periode yang sama (orang) x 100 % = ____ %
NUMERATOR
Jumlah pekerja yang menyatakan puas terhadap elemen-elemen tingkat kepuasan pekerja yang ditetapkan rumah sakit dalam satu tahun.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pekerja yang disurvey dalam periode yang sama
TARGET
≥ 80 %
SAMPLING
Pekerja yang telah bekerja minimal 1 tahun Pekerja yang secara aktif masih bekerja di RS
KRITERIA INKLUSI
Pekerja yang sedang cuti Pekerja yang sedang sakit
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai Bagian SDM pada bulan Januari tahun berikutnya. Jumlah sample yang digunakan adalah dengan proporsi minimal 15 % dari keseluruhan populasi pekerja RS
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Bagian SDM sebagai informasi awal untuk unitnya, analisa dan pelaporan dilaksanakan oleh Manajemen Mutu, Maksimal terselesaikan tanggal 30 bulan Januari tahun berikutnya sebagai laporan tahun sebelumnya, kemudian dilaporkan kepada
Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu. AREA
Seluruh area RS
PIC
Ka. SDM
FORMAT PENCATATAN
Format kuesioner terlampir
Manajerial 7 : Trend 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkutan STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 7 : Demografi dan diagnosa klinis pasien
JUDUL INDIKATOR
Trend 10 besar diagnose dan data demografi yang bersangkutan
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya distribusi 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkutan untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan cepat dan tindak lanjut.
DEFINISI OPERASIONAL
10 besar diagnosa dan data demografi yang dimaksud adalah 10 penyakit yang memiliki jumlah pasien paling banyak yang dirawat di RS berdasarkan data demografi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan agama.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada Bagian Manajemen Bisnis dalam rangka kegiatan preventif untuk mengurangi penyebaran penyakit yang dapat terjadi.
FORMULA
-
NUMERATOR
-
DENOMINATOR
-
TARGET
-
SAMPLING
-
KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai Bagian Administrasi Medis.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Bagian Administrasi Medis sebagai informasi awal untuk unitnya, analisa dan pelaporan dilaksanakan oleh Manajemen Mutu, kemudian dilaporkan kepada Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Bagian Administrasi Medis
PIC
Ka. Administrasi Medis
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Indikator Manajerial 8 : Cash Ratio STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 8 : Manajemen Keuangan
JUDUL INDIKATOR
Cash Ratio
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Mengukur jangka waktu tertagihnya piutang
DEFINISI OPERASIONAL
Perbandingan Piutang Usaha dengan Penjualan Usaha
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Piutang adalah salah satu komponen aktiva (harta kekayaan) perusahaan. Dengan mengukur Kolektibilitas Piutang Usaha, dapat diketahui efektifitas pengelolaan piutang
FORMULA
Piutang Usaha Netto : Jumlah Pendapatan Usaha Netto x hari =_____hari
NUMERATOR
Piutang Usaha Netto
DENOMINATOR
Pendapatan Usaha Netto
TARGET
48-53 hari
SAMPLING
-
KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Rekapitulasi dilaksanakan oleh Bagian Akuntansi setiap b ulan
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilakukan oleh Ka. Bagian Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen sebagai informasi awal untuk unitnya. Kemudian setiap bulan dilaporkan ke Direksi Induk RS melalui Team Monitoring dan Evaluasi KPI dan Rencana Kerja
AREA
Keuangan
PIC
Ka. Bagian Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
FORMAT PENCATATAN
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Indikator Mutu Manajerial 9 : Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK STANDAR
QPS 3. MANAJERIAL 9 : Pencegahan dan pengendalian peristiwa yang membahayakan keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
JUDUL INDIKATOR
Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya pemeliharaan akurasi alat ukur medis untuk keselamatan pasien
DEFINISI OPERASIONAL
Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan alat ukur oleh balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang ditentukan
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Kalibrasi ini perlu dilaksanakan untuk memastikan agar alat ukur medis memiliki fungsi yang baik, sebelum digunakan untuk melayani pasien, guna menghindar i hal-hal yang tidak diinginkan
FORMULA
Jumlah peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK dalam 1 tahun (pcs) : Jumlah seluruh peralatan ukur medis dalam 1 tahun (pcs) x 100 % = ____ %
NUMERATOR
Jumlah peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK dalam 1 tahun
DENOMINATOR
Jumlah seluruh peralatan ukur medis yang hrus dikalibrasi
TARGET
≥ 80 %
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling , yaitu dengan mencatat seluruh peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi BPFK
KRITERIA INKLUSI
Seluruh alat ukur medis yang dipakai untuk pasien
KRITERIA EKSLUSI PENCATATAN ANALISA & PELAPORAN
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Alat ukur medis yang rusak dan/ atau sedang afkir/ perbaikan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Bagian Teknik sebagai informasi awal untuk unitnya, analisa dan pelaporan dilaksanakan oleh Manajemen Mutu, kemudian setiap tahun data akan dilaporkan kepada tim Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu
AREA
Seluruh area RS
PIC
Ka. Teknik
FORMAT PENCATATAN
Sesuai Instrumen Bagian Teknik
IPSG 1 : Kepatuhan identifikasi pada pasien di ruangan rawat inap STANDAR
IPSG 1. Identifikasi Pasien dengan benar
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pasien rawat inap baru yang memakai gelang identitas sesuai standar.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien.
DEFINISI OPERASIONAL
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut : 1. Identitas pada gelang minimal dua informasi yaitu nama, tanggal lahir dan nomor RM. 2. Warna gelang identifikasi yaitu: Biru : untuk pasien l aki-laki Pink : untuk pasien perempuan 3. Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan insiden nyaris cedera. 4. Jumlah pemakaian gelang identitas pada setiap pasien rawat inap baru berdasarkan jenis kelamin (warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan) yang berisikan Nama, tanggal lahir dan nomor rekam medis sesuai dengan standar dibandingkan dengan jumlah seluruh pasien yang rawat inap.
FORMULA
Jumlah pasien rawat inap baru yang memakai gelang identitas sesuai standar (orang) : Jumlah pasien rawat inap baru (orang) x 100 = ___%
NUMERATOR
Jumlah pasien rawat inap baru yang memakai gelang identitas sesuai standar.
DENOMINATOR
Jumlah pasien rawat inap baru
TARGET
100%
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien rawat inap baru
KRITERIA EKSLUSI
Pasien pindahan ruangan lain
PENCATATAN
Setiap hari
REKAPITULASI UNIT
Setiap bulan
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya masing-masing, kemudian data dilaporkan kepada Kepala Unit Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
Proses
Outcome
Proses & Outcome
AREA
Unit Rawat Inap
PIC
Ka. Unit Rawat Inap
FORMAT PENCATATAN
IPSG 2 : Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode R E A D B A C K pada saat pelaporan pasien dan penerimaan pasien secara verbal melalui telepon STANDAR
IPSG 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode READ BACK pada saat pelaporan pasien dan penerimaan pasien secara verbal melalui telepon.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien dalam prosedur peningkatan komunikasi efektif.
DEFINISI OPERASIONAL
Prosedur READ BACK adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan melakukan konfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/ atau dengan ejaan huruf apabila instruksi dokter tentang obat yang bersifat sound a like/ ucapan mirip, dilanjutkan dengan memberikan stempel READ BACK pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangani instruksi tersebut paling lambat dalam 1 X 24 jam. Kriteria READ BACK yang tepat adalah: - Stempel READ BACK - Tanda tangan dokter dan pelapor - Tulisan instruksi dokter - Tanggal dan jam pemberian instruksi
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Instruksi verbal merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur READ BACK adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi.
FORMULA
Jumlah instruksi verbal yang dilakukan prinsip READ BACK dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (kali) : Jumlah seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi dalam 1 bulan (kali) x 100 = ___%
NUMERATOR
Jumlah instruksi verbal dilakukan prinsip READ BACK dengan tepat dan benar dalam satu bulan.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi dalam satu bulan
TARGET
100%
SAMPLING
Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
KRITERIA INKLUSI
Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan.
ANALISA &
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan rawat
Proses
Outcome
Proses & Outcome
PELAPORAN
inap sebagai informasi awal untuk unitnya masing-masing, kemudian data dilaporkan kepada Kepala instalasi Rawat Inap. Data beberapa ruangan rawat inap akan direkapitulasi dan dianalisa oleh kepala in stalasi rawat inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien RS. Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa oleh Tim KP RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ruang Rawat Inap, IGD, ICU
PIC
Ka. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
FORMAT PENCATATAN
IPSG 3 : Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert oleh Farmasi STANDAR
IPSG 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien dalam pemberian obat elektrolit pekat
DEFINISI OPERASIONAL
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event). Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut : 1. Konsentrasi pekat : - Heparin Injeksi - KCL 7.64% - NaCl 3% - Natrium Bicarbonat
-
Proses
Outcome
Proses & Outcome
MGSO4 ≥40%
2.
Golongan Narkotik : - Fentanil - Kodein HCL - Morfin Sulfat - Pethidin HCL 3. Thrombolitik (streptokinase) 4. Kemotherapi 5. Obat Kontras Radiologi 6. Insulin Injeksi Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat. Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus dilaporkan sebagai KNC. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Obat high alert memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan insiden ketika tidak dilakukan manajemen yang benar. Elektrolit pekat yang tidak dilaksanakan manajemen yang baik akan membahayakan bagi pasien jika diberikan dalam konsentrasi yang tinggi. Pemberian label adalah langkah pertama mengidentifikasi obat high alert agar diperlakukan sesuai standar keamanan yang berlaku.
FORMULA
Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1 bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan (pcs) X 100 = ___%
NUMERATOR
Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1 bulan.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan supervise Instalasi Farmasi setiap menerima order Obat High alert yang dilaksanakan setiap hari.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pengiriman obat high alert dari instalasi farmasi di ruangan rawat inap.
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya masing-masing, kemudian data dilaporkan kepada Kepala instalasi Rawat Inap. Data beberapa ruangan rawat inap akan direkapitulasi dan dianalisa oleh kepala instalasi rawat inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien RS. Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa oleh Tim KP RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ruang Rawat Inap
PIC
Ka. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
FORMAT PENCATATAN
IPSG 4 : Kepatuhan pelaksanaan prosedur Site Marking sebelum tindakan operasi STANDAR
IPSG 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pelaksanaan prosedur Site Marking sebelum tindakan operasi.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya kepedulian dan ketelitian staf terhadap keselamatan pasien tindakan operasi.
DEFINISI OPERASIONAL
Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada semua kasus termasuk persisian (laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang).
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
SITE MARKING yang tepat dan benar akan : - Memverifikasi lokasi, prosedur,dan pasien yang benar; - Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang; - Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/ atau implant-implant yang dibutuhkan.
FORMULA
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Jumlah pasien operasi yang dinyatakan ada SITE MARKING lengkap : Jumlah seluruh tindakan operasi dalam satu bulan (hitung per-jumlah tindakan) x 100 = __%
NUMERATOR
Jumlah pasien operasi yang dinyatakan ada SITE MARKING lengkap.
DENOMINATOR
Jumlah seluruh tindakan operasi dalam satu bulan (hitung per jumlah tindakan)
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat dokumentasi seluruh check list keselamatan pasien operasi dalam satu bulan.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh tindakan operasi.
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan rawat inap sebagai informasi awal untuk unitnya masing-masing, kemudian data dilaporkan kepada Kepala instalasi Rawat Inap. Data beberapa ruangan rawat inap akan direkapitulasi dan dianalisa oleh kepala instalasi rawat inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien RS. Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa oleh Tim KP RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ruang Rawat Inap
PIC
Ka. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
FORMAT PENCATATAN
IPSG 5: Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen STANDAR
IPSG 5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
JUDUL INDIKATOR
Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima moment.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya upaya rumah sakit khususnya dari infeksi nosokomial
DEFINISI OPERASIONAL
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen adalah : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic 3. Setelah kontak dengan pasien 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling peting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah instrumen yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan dan aktifitas lainnya. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan betapa pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Viena pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.
FORMULA
Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen) : Jumlah kumulatif seluruh kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam periode survey yang sama (momen) x 100 = ___%
NUMERATOR
Jumlah kumulatif seluruh kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen).
DENOMINATOR
Jumlah kumulatif seluruh kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam periode survey yang sama (momen)
TARGET
≥80 %
SAMPLING
Hanya bisa surveillance (observasi langsung) dengan purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode
Proses
Outcome
dalam
Proses & Outcome
menjaga
keselamatan
pasien
enam langkah dan lima momen. KRITERIA INKLUSI
-
KRITERIA EKSLUSI
-
PENCATATAN
Survey ini dilakukan oleh Tim PPI-RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quck survey). Survey dilakukan 5 hari dengan jumlah sample tertentu, setiap hari ada 20 intraksi yang diukur oleh setiap surveyor.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh tim PPI-RS, kemudian data akan di koordinasikan kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah sakit. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim KP-RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Semua Area Klinis
PIC
Ka. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
FORMAT PENCATATAN
IPSG : 6 Insiden Pasien Jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit STANDAR
IPSG 6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
JUDUL INDIKATOR
Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak pasien.
DEFINISI OPERASIONAL
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden se cara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan risiko. Kekurangan staf, perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien berisiko jatuh dan mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi risiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan perawat professional pada ruangan tempat perawatan pasien.
FORMULA
Jumlah pasien jatuh selama satu bulan (orang) : Jumlah hari pasien dirawat menurut ruang perawatan dalam bulan yang sama (hari) x 1000 per mil = ___ per mil
NUMERATOR
Jumlah pasien jatuh selama satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah hari pasien dirawat menurut ruang perawatan dalam bulan yang sama
TARGET
0%
SAMPLING
Di cari dengan total sampling setiap insiden pasien jatuh dengan dokumentasi pelaporan IKP-RS yang dapat dicatat berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan rumah sakit.
KRITERIA INKLUSI
Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit rawat inap yang sudah dilakukan identifikasi sebagai pasien dengan risiko jatuh.
KRITERIA EKSLUSI
Pasien jatuh yang tidak diidentifikasi sebagai pasien risiko jatuh.
PENCATATAN
Pencatatan setiap laporan IKP-RS dilakukan oleh masing-masing unit yang mengalami insiden pasien jatuh, yang dipantau setiap hari.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh tim KP-RS/ Koordinator Ruangan rawat inap, kemudian data akan di koordinasikan kepada TimKeselamatan Pasien Rumah sakit. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim KP-RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta
Proses
Outcome
Proses & Outcome
dideseminasikan kepada seluruh komponen rimah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu. AREA
Ruang Rawat Inap
PIC
Ka. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
FORMAT PENCATATAN
Khusus Pasien Jatuh
Sumber : Pedoman JCI’s Library of Measures I -NSC-4 : All documented falls with or without injury, experienced by patients in a calendar month.
JCI Library of Measures 1: Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37 – 42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup STANDAR
Related to JCI’s Li brary of Measures, I-PC-02 : Nulliparous women with aterm, singleton baby in a vertex position delivered by cesarean section
JUDUL INDIKATOR
Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Untuk mengetahui kualitas pelayanan kehamilan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
DEFINISI OPERASIONAL
Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin melalui sayatan pada dinding perut dan dinding Rahim, tidak termasuk pengangkatan janin dari rongga perut dalam kasus pecahnya Rahim atau kehamilan perut. Primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup adalah ibu dengan kehamilan pertama kali yang usia kehamilannya mencapai 37-42 minggu serta dengan posisi bayi normal tanpa komplikasi, satu bayi dan dapat dilahirkan dengan spontan.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cerviks belum siap, maka outcome-nya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama adanya perbedaan angka kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka admisi kelahiran premature anak pertama disbanding factor karakteristik pasien atau diagnose obstetric.
FORMULA
Jumlah tindakan SC yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan (tindakan) : Jumlah seluruh dalam satu bulan primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama (orang) x 100%
NUMERATOR
Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama
TARGET
≤10%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat rekam medis seluruh pasien yang dilakukan sectio Caesarea (SC). Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
KRITERIA INKLUSI
Prinsip pengkodingan diagnose ICD untuk tindakan Sectio Caesarea (SC) pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
Proses
Outcome
Proses & Outcome
KRITERIA EKSLUSI
Prinsip pengkodingan diagnose ICD untuk kontraindikasi terhadap persalinan per vaginal Kehamilan resiko tinggi dan keha milan dengan induksi.
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakansetiap hari, dilakukan oleh kepala ruangan Instalasi Kamar Operasi, setiap ada pasien Sectio Caesarea (SC). Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruanagan Intalasi kamar Bedah sebagai informasi awal untuk kemudian data akan dilaporkan kepada Ka. SMF OBSGYN, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Instalasi Kamar Bedah RS
PIC
Ka. SMF OBSGYN
FORMAT PENCATATAN
Khusus tindakan Sectio caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup.
JCI Library of Measures 2 : Pasien Stroke Iskemik dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi STANDAR
Related to JCI’s Library of Measures, I -STK-10 : Ischemic or hemorrhagic stroke patients who were assessed for rehabilitation services.
JUDUL INDIKATOR
Pasien Stroke ischemic dan hemorrhagic yang telah dikaji untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Mengidentifikasi kualitas pelayanan pasien stroke yang dihubungkan dengan penanganan pasien stroke dengan pelayanan rehabilitasi.
DEFINISI OPERASIONAL
Stroke hemorrhagic adalah sebuah perdarahan non-traumatik intra serebral, perdarahan subarachnoid atau hemoragik infark. Stroke ischemic adalah deficit neurologis terukur onset mendadak, dianggap sekunder berfokus iskemia otak, dan bukan disebabkan perdarahan intra serebral (ICH) atau proses penyakit lain. Gangguan cereberovascular ini disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke area otak, umumnya sebagai akibat thrombosis, emboli, atau berkurangnya tekanan darah.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Beberapa bukti klinis menunjukkan outcome klinis yang lebih baik ketika pasien stroke dirawat dengan model perawatan yang terkoordinasi dan memberikan pelayanan multidisiplin yang berkaitan dengan stroke. Intervensi rehabilitasi yang efektif perlu diinisiasi lebih awal mengingat pelayanan stroke dapat meningkatkan proses recovery dan meminimalkan kecacatan. Tujuan utama rehabilitasi pada pasien stroke adalah untuk meminimalkan komplikasi, kecacatan dan memaksimalkan fungsi.
FORMULA
Jumlah pasien stroke iskemik dan hemoragik yang telah mendapat pelayanan rehabilitasi dalam satu bulan (orang) : Jumlah pasien stroke iskemik dan hemoragik yang berusia ≥ 18 tahun dalam bulan yang sama (orang) x 1 00%
NUMERATOR
Jumlah pasien stroke iskemik dan hemoragik yang telah mendapat pelayanan rehabilitasi dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah pasien stroke iskemik dan hemoragik yang berusia ≥ 18 tahun dalam bulan yang sama
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat rekam medis seluruh pasien dengan stroke iskemik atau hemorragik setelah pasien keluar rumah sakit.
KRITERIA INKLUSI
Pasien dengan ischemic atau hemorrhagic stroke sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnose ICD
KRITERIA EKSLUSI
-
Proses
Outcome
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun Pasien yang pulang paksa
Proses & Outcome
-
Pasien yang meninggal Pasien yang menjalani intervensi carotid elektif.
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakansetiap hari, dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap setelah pasien keluar dari rawat inap untuk semua pasien stroke. Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal unit masing-masing, untuk kemudian data akan dilaporkan kepada Ka. Unit Rawat Inap. Data beberapa Ruanganrawat inap akan di rekapitulasi dan dianalisis oleh Ka. Unit Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Ruangan Rawat Inap
PIC
Ka. Unit Rawat Inap
FORMAT PENCATATAN
JCI Library of Measures 3 : Memberikan ASI ekslusif selama bayi baru lahir dirawat di rumah sakit STANDAR
Related to JCI’s Library of Measures, I -PC-05 : Ekslusive breast milk feeding during the newborn’s entire hospitalization
JUDUL INDIKATOR
Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Memberikan ASI ekslusif kepada bayi.
DEFINISI OPERASIONAL
Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit yang dimaksud adalah apabila bayi masih berada dirumah sakit maka bayi diharapkan harus benar-benar mengkonsumsi hanya ASI tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE diberikan kepada ibu untuk selanjutnya memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan p ertama.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya. Penelitian terkini menunjukkan manfaat kegiatan menyusui ekslusif pada bayi baru lahir.
FORMULA
Jumlah bayi baru lahir yang hanya ASI selama dirumah sakit sejak dilahirkan (orang) : Jumlah Bayi baru lahir yang pulang/ keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR
Jumlah bayi baru lahir yang hanya ASI selama dirumah sakit sejak dilahirkan
DENOMINATOR
Jumlah Bayi baru lahir yang pulang/ keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan
TARGET
100%
SAMPLING
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melakukan observasi dan pencatatan seluruh pasien yang diberikan ASI Ekslusif.
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
Proses
Outcome
Proses & Outcome
-
Bayi sehat yang lahir hidup Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI
-
Bayi yang dirawat di NICU Prinsip pengkodingan diagnose ICD untuk galactosemia Prinsip pengkodingan ICD untuk parenteral infusion Dokumentasi alasan tidak memberikan ASI ekslusif.
PENCATATAN
Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi, dilaksanakan oleh kepala ruangan Unit Ibu dan Anak.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal unit masing-masing, untuk kemudian data akan dilaporkan kepada Ka. Unit Rawat Inap Ibu & Anak. Data tersebut akan di rekapitulasi dan dianalisis oleh Ka. Unit Rawat Inap Ibu & Anak, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh
Manajemen Mutu. AREA
Ruangan Rawat Inap Ibu dan Anak
PIC
Ka. Unit Rawat Inap Ibu dan Anak
FORMAT PENCATATAN
JCI Library of Measures 4 : Angka kejadian decubitus gr II/ Lebih akibat perawatan di rumah sakit STANDAR
QPS 3. KLINIK 10 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi Related to JCI’s Library Of Measures, I -NSC-2 : Patients that have hospitalacquired (nosocomial) pressure ulcer(s) (category/stage II) on the day of the prevalence study
JUDUL INDIKATOR
Angka kejadian decubitus gr II/ lebih akibat perawatan di rumah sakit.
TIPE INDIKATOR
Struktur
TUJUAN
Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terhadap pencegahan insiden decubitus
DEFINISI OPERASIONAL
Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang terlokalisir pada kulit dan/ atau pada dasar jari ngan yang biasanya terjadi pada area tonjolan tulang, akibat dari tekanan, atau tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran dan/ atau gesekan (National Pressure Ulcer Advisory Panel, NPUAP, 2009). Insiden decubitus akibat perawatan di rumah sakit ditemukan atau didokumentasikan setelah 24 jam pertama sejak mulai waktu rawat inap.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Dekubitus merupakan insiden yang disebabkan oleh kualitas pelayanan keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan sangat diperlukan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Insiden decubitus dilaporkan berkisar 2,7% sampai dengan 29,5% dalam berbagai studi klinis.
FORMULA
Jumlah pasien decubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi yang berusia ≥18 tahun dalam jangka waktu tertentu (orang) : Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥ 18 tahun dalam periode yang sama x 1 00%.
NUMERATOR
Jumlah pasien decubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi yang berusia ≥18 tahun dalam jangka waktu tertentu
DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥ 18 tahun dalam periode yang sama
TARGET
≤2,7%
SAMPLING
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan quck Survey dengan menggunakan purposivesampling (dengan proporsi populasi) pada periode survey sesuai dengan kriteria inklusi.
KRITERIA INKLUSI
Insiden decubitus dengan kategori/ grade II atau lebih tinggi, pasien berusia ≥18 tahun. Semua pasien baru setelah 24 jam MRS
KRITERIA EKSLUSI
-
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun Pasien dengan ulkus decubitus yang didapat di luar rumah sakit Pasien yang menolak dilakukan pengkajian Pasien yang kondisinya tidak stabil (hemodinamik, nyeri tidak
-
terkontrol) Pasien terminal, kebidanan (Post Partum dan SC tanpa komplikasi)
PENCATATAN
Pencatatan dilaksanakansetiap hari oleh Kepala Ruangan Rawat Inap setiap ada pasien baru dengan risiko dekubitus. Data diukur dengan melihat secara langsung ke pasien.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan Analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian data dilaporkan kepada Kepala Unit Rawat Inap. Data beberapa rawat inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh tim PPI RS kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang akan dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu.
AREA
Unit Rawat Inap
PIC
Ka. PPI-RS
FORMAT PENCATATAN
JCI Library of Measures 5 : Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien anak rawat inap penderita asma. STANDAR
Related to JCI’s Library Of Measures, CAC -2 : Pediatric asthma patients who received systemic corticosteroids during hospitalization
JUDUL INDIKATOR
Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien anak rawat inap penderita asma.
TIPE INDIKATOR
Struktur
Proses
Outcome
Proses & Outcome
TUJUAN
Asma adalah penyakit kronik yang paling umum pada anak-anak dan merupakan penyebab utama angka kesakitan serta dapat meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pada anak-anak, asma adalah alsan palingsering untuk dirawat dirumah sakit. Perawatan yang tidak sesuai dalam penanganan asma diketahui sebagai contributor utama terhadap angka kesakitan dan kematian pada anak-anak yang menderita asma.
DEFINISI OPERASIONAL
Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien rawat inap anak penderita asma yang dimaksud adalah hasil ukur dengan check dokumen bahwa anak penderita asma yang dirawat di rumah sakit telah diberikan pengobatan systemic corticosteroids.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Pedoman klinis untuk manajemen asma bagi anak-anak merekomendasikan penggunaan systemic corticosteroids untuk mengontrol bertambah buruknya kejadian asma akut serta mengurangi kesakitan sesegera mungkin. Pemberian obat merupakan langkah selanjutnya untuk mempertahankan control.
FORMULA
Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan systemic corticosteroids selama dirawat di rumah sakit dalam satu bulan (orang) : Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang/ keluar rumah sakit dengan diagnose utama asma dalam satu bulan (orang) x 100%.
NUMERATOR
Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan systemic corticosteroids selama dirawat di rumah sakit dalam satu bulan
DENOMINATOR
Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang/ keluar rumah sakit dengan diagnose utama asma dalam satu bulan.
TARGET
≥90 %
SAMPLING
Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan quick survey dengan menggunakan purposive sampling (dengan proporsi populasi) pada periode survey sesuai dengan kriteria inklusi.
KRITERIA INKLUSI
KRITERIA EKSLUSI
Pasien
Pasien pulang/ keluar rumah sakit dengan: Pasien asma sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD Berusia 2 sampai 17 tahun dengan
dokumentasi
Alasan
Tidak
Memberikan
Systemic
View more...
Comments